PemerintahanUmum

Peringati Hari Ibu 2025, Gubernur Khofifah Perkuat Komitmen Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan Jatim

314
×

Peringati Hari Ibu 2025, Gubernur Khofifah Perkuat Komitmen Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan Jatim

Share this article

PIKIRANKITA.IDSURABAYA, 27 DESEMBER 2025 – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan pentingnya penguatan perlindungan, pemberdayaan, dan pemajuan perempuan sebagai bagian integral pembangunan daerah. Hal tersebut disampaikannya pada Puncak Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-97 Tahun 2025 Jawa Timur di Dyandra Convention Center Surabaya, Rabu (24/12).

“Peringatan Hari Ibu ke-97 ini menjadi momentum bersama untuk memperkokoh komitmen kita terhadap perlindungan, pemberdayaan, dan pemajuan perempuan di Jawa Timur,” ujar Gubernur Khofifah.

Ia menegaskan bahwa peringatan Hari Ibu setiap 22 Desember bukan sekadar kegiatan seremonial dan bukan pula perayaan Mother’s Day sebagaimana dipahami di beberapa budaya, melainkan bentuk penghargaan dan apresiasi atas peran strategis perempuan Indonesia dalam keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.

Peringatan Hari Ibu Tahun 2025 mengusung tema “Perempuan Berdaya dan Berkarya, Menuju Indonesia Emas 2045”, yang menegaskan peran perempuan sebagai agen perubahan, penggerak ekonomi, penjaga nilai sosial, serta pemimpin di berbagai sektor pembangunan.

Sejalan dengan visi Jawa Timur sebagai provinsi yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan, Gubernur Khofifah menekankan bahwa perempuan harus ditempatkan sebagai subjek pembangunan yang berdaya, terlindungi, dan memiliki ruang tumbuh serta berkontribusi secara optimal.

Pada tahun 2025, jumlah penduduk Jawa Timur mencapai 42,08 juta jiwa dengan proporsi perempuan sebesar 50,17 persen. Menurutnya, angka ini merupakan kekuatan sekaligus tantangan strategis bagi pembangunan Jawa Timur.

Capaian Indeks Pembangunan Gender (IPG) Jawa Timur tahun 2024 tercatat sebesar 93,05, lebih tinggi dari rata-rata nasional 92,46. Sementara Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Jawa Timur turun signifikan menjadi 0,347 dari 0,423 pada tahun 2023, dan berada di bawah rata-rata nasional sebesar 0,421.

“Ini menempatkan Jawa Timur sebagai salah satu provinsi dengan tingkat ketimpangan gender terendah di Indonesia. Artinya, ruang bagi perempuan untuk berdaya semakin terbuka lebar,” tegasnya.

See also  Dorong Ekonomi Daerah, Pemerintah Resmikan Skema Pengelolaan 45 Ribu Sumur Tua oleh Rakyat

Capaian tersebut juga tercermin dari keterwakilan perempuan di legislatif yang telah mencapai 20 persen, serta tingkat partisipasi perempuan dalam angkatan kerja sebesar 60,64 persen. Meski demikian, Gubernur Khofifah menegaskan masih terdapat tantangan yang harus ditangani bersama, seperti kekerasan terhadap perempuan dan anak, ketimpangan akses ekonomi perempuan marginal, pernikahan anak, serta stunting di beberapa wilayah. (LTJ)